ngehitsnow.id – Serangan militer Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir Iran ternyata tidak berhasil menghancurkan komponen utama dari program nuklir yang ada. Sebuah laporan intelijen menyatakan bahwa akibat serangan tersebut, program Iran hanya mengalami penundaan selama beberapa bulan.
Berdasarkan laporan dari Badan Intelijen Pertahanan (DIA), tujuan serangan yang berlangsung di fasilitas Fordow dan Natanz tidak tercapai, meskipun pejabat AS telah mengklaim bahwa serangan tersebut sukses.
Penilaian Hasil Serangan dan Reaksi Pejabat AS
Laporan intelijen menunjukkan bahwa kerusakan yang terjadi di lokasi strategis lebih banyak pada struktur bangunan di atas tanah. Meskipun ada klaim kesuksesan dari para pejabat AS, sentrifus dan persediaan uranium Iran tetap dalam keadaan utuh.
Menteri Pertahanan Pete Hegseth menyatakan, “Ambisi nuklir Iran telah dihancurkan,” tetapi dua sumber lainnya mengonfirmasi bahwa penilaian dari DIA hanya menunjukkan penundaan program nuklir Iran tidak lebih dari beberapa bulan.
Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, menanggapi laporan ini dengan kritik. Ia turun tangan, menganggap laporan tersebut sebagai kebocoran informasi yang tidak bertanggung jawab dan menegaskan bahwa hasil dari pengeboman besar seharusnya berujung pada pemusnahan total.
Analisis Kerusakan Akibat Serangan dan Perbandingannya
Israel, yang lebih dulu melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, juga telah menyadari bahwa mereka tidak mampu menghancurkan semua fasilitas tersebut. Sumber intelijen mengungkapkan bahwa meski serangan gabungan AS dan Israel telah menunda program Iran, namun tetap tidak berhasil menghancurkannya.
Kerusakan yang terjadi pada infrastruktur listrik dan bangunan di atas tanah lebih signifikan dibandingkan dengan dampak pada fasilitas inti yang menyimpan sentrifus dan uranium yang diperkaya. Jeffrey Lewis, seorang ahli senjata, menuturkan, “Serangan tersebut tidak menghentikan program nuklir Iran,” menegaskan efektivitas serangan yang rendah.
Foto satelit yang dipelajari lebih lanjut menunjukkan bahwa fasilitas di lokasi-lokasi yang diserang masih bisa diperbaiki. Hal ini memungkinkan Iran untuk cepat bangkit kembali dan melanjutkan program nuklirnya meskipun setelah serangan yang terjadi.
Tanggapan Politisi dan Keputusan Taktis AS
Beberapa politisi dari Partai Republik, yang melihat situasi ini dari sudut pandang berbeda, mengkritik klaim mantan Presiden Trump bahwa program nuklir Iran sepenuhnya hancur. Michael McCaul menegaskan bahwa rencana serangan lebih bertujuan untuk menciptakan kerusakan yang signifikan ketimbang menghancurkan fasilitas sepenuhnya.
Pembatalan pengarahan untuk anggota DPR dan Senat mengenai hasil serangan juga menimbulkan pertanyaan tentang transparansi pemerintah. Pat Ryan, seorang anggota DPR dari Partai Demokrat, mempertanyakan keputusan tersebut yang dianggap sebagai usaha untuk menutupi kerugian yang tidak sesuai dengan klaim.
Selain itu, ada potensi fasilitas nuklir rahasia yang tidak terdeteksi masih menjadi kekhawatiran bagi pejabat AS. Hal ini menandakan bahwa Iran mungkin masih memiliki kemampuan untuk melanjutkan program nuklirnya, meskipun setelah adanya serangan.