ngehitsnow.id – Quarter life crisis kini menjadi pengalaman umum di kalangan anak muda, terutama yang berusia 20-an hingga 30-an. Banyak yang merasa bingung tentang tujuan hidup dan pilihan karir di era yang penuh tuntutan seperti sekarang.
Tanda-Tanda Quarter Life Crisis
Salah satu tanda yang umum tampak pada quarter life crisis adalah kebingungan berkaitan dengan karir. Anak muda sering merasa terjebak dalam pekerjaan yang tidak mereka cintai atau yang tidak sesuai dengan minat mereka.
Selain itu, tekanan untuk memiliki hubungan yang mapan juga dianggap sebagai sumber stres. Banyak yang merasa tertinggal ketika melihat teman-teman mulai menikah dan memiliki anak, sementara mereka masih lajang.
Keinginan untuk menemukan identitas diri yang sesungguhnya juga memunculkan tantangan tersendiri. Proses pencarian identitas ini bisa sangat melelahkan dan berpotensi mengganggu kesehatan mental.
Faktor Penyebab Quarter Life Crisis
Salah satu faktor utama yang menyebabkan quarter life crisis adalah pengaruh media sosial. Di era digital ini, anak muda sering kali disuguhkan dengan gambaran kehidupan ideal yang didapat dari orang lain, sehingga menambah tekanan pada diri mereka.
Ekspektasi keluarga dan masyarakat juga berperan besar. Banyak individu merasa tertekan untuk memenuhi harapan orang tua terkait pendidikan dan karier, yang terkadang tidak sejalan dengan apa yang mereka inginkan.
Situasi ekonomi yang tidak menentu di Indonesia juga berkontribusi pada kecemasan yang dirasakan banyak orang. Kekhawatiran akan masa depan keuangan makin meningkat di tengah persaingan yang ketat.
Dampak dan Cara Menghadapi Quarter Life Crisis
Dampak yang ditimbulkan dari quarter life crisis bisa sangat serius, termasuk peningkatan tingkat kecemasan dan depresi. Banyak orang yang mengalami hal ini merasa terasing dari teman-teman dan orang terdekat lainnya.
Akan tetapi, ada berbagai cara untuk mengatasi quarter life crisis. Menyadari bahwa perasaan tersebut merupakan hal umum yang dialami banyak orang bisa menjadi langkah awal yang penting.
Aktivitas seperti journaling, berbicara dengan teman, atau berkonsultasi dengan profesional dapat membantu mengurangi beban perasaan yang ada. Dukungan sosial dan pengembangan diri juga sangat penting dalam proses ini.
