ngehitsnow.id – Studi terbaru menunjukkan bahwa sejak tahun 2015, Antartika telah kehilangan es laut yang setara dengan luas Greenland dan mengalami peningkatan kadar garam di laut permukaan. Fenomena ini dianggap sebagai sinyal perubahan iklim global yang mengancam kehidupan satwa kutub serta mempercepat proses pemanasan laut.
Perubahan ini cukup drastis dan memicu beragam dampak pada ekosistem laut, berpotensi mengubah kondisi Laut Selatan secara permanen. Penelitian terbaru ini menjadi alarm bagi pentingnya pemantauan berkelanjutan terhadap perubahan ekstrem yang terjadi di kawasan tersebut.
Perubahan Drastis di Laut Selatan
Fenomena mencolok terjadi di sekitar Antartika, di mana air permukaan di Laut Selatan mengalami peningkatan kadar keasinan. Selama lebih dari 30 tahun, permukaan laut di area ini cenderung lebih segar, namun data terbaru menunjukkan bahwa tren tersebut kini berbalik.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan ilmuwan, karena perubahan salinitas ini dapat memengaruhi sirkulasi laut dan ekosistem di sekitarnya.
Dampak Terhadap Ekosistem Laut
Perubahan ini menciptakan lingkaran umpan balik yang berbahaya: semakin sedikit es yang ada, semakin banyak panas yang terperangkap di permukaan. Hal ini berdampak pada mencairnya es lebih banyak, yang pada gilirannya meningkatkan suhu laut.
Air permukaan yang semakin asin memungkinkan panas dari laut dalam naik ke permukaan dan mencairkan es dari bawah, seperti yang dijelaskan oleh Dr. Alessandro Silvano, pemimpin riset dari University of Southampton.
Kepentingan Pemantauan dan Penelitian Berkelanjutan
Perubahan kondisi di Laut Selatan potensial mengubah sistem secara permanen, dengan implikasi luas bagi iklim global. Oleh karena itu, penting untuk melakukan penelitian dan pemantauan berkelanjutan untuk memahami lebih baik penyebab dan dampak dari perubahan ekstrem ini.
Profesor Alberto Naveira Garabato menekankan, “Dengan memahami perubahan ini, kita dapat lebih siap menghadapi dampak yang mungkin terjadi di masa depan.”