ngehitsnow.id – Aktivis muda yang terkenal peduli pada isu perubahan iklim, Greta Thunberg, baru saja tiba di Paris setelah mengalami deportasi dari Israel pada hari Selasa lalu. Ia mengklaim telah diculik oleh pasukan Israel dalam insiden tersebut.
Thunberg dan beberapa aktivis lainnya ditangkap setelah kapal mereka berusaha mengirimkan bantuan ke GazaTindakan tersebut ia sebut sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional.
Penahanan dan Deportasi yang Menuai Kontroversi
Greta Thunberg bersama sebelas aktivis lain ditangkap ketika kapal bantuan mereka, Madleen, mendekat ke perairan Gaza yang diblokade. Menurut Israel, semua bentuk bantuan kemanusiaan ke Gaza harus melalui Pelabuhan Ashdod, dan kedatangan kapal tersebut dianggap ilegal.
Di sisi lain, Thunberg berdalih bahwa mereka dihadang di perairan internasional dan menolak untuk menandatangani dokumen yang menyatakan bahwa mereka memasuki Israel secara ilegal. Dalam wawancaranya, ia menekankan bahwa penahanan ini menjadikan pelanggaran hak asasi manusia dan hukum internasional.
Pernyataan Thunberg di Paris
Setibanya di Paris, Greta segera memberikan pernyataan kepada media yang telah menantinya di bandara. Ia menyatakan bahwa insiden tersebut adalah cerminan dari pelanggaran yang dilakukan oleh pemerintah Israel secara berulang.
Thunberg juga menyampaikan keprihatinannya kepada rekannya yang masih ditahan di Israel, dan mendesak agar mereka segera dibebaskan. Ia menegaskan bahwa tindakan ini tidak hanya melanggar hak individu, tetapi juga merusak upaya kemanusiaan untuk membantu masyarakat Gaza.
Reaksi dari Berbagai Kalangan
Penahanan Greta dan aktivis lainnya memicu reaksi keras dari berbagai organisasi hak asasi manusia serta sejumlah negara. Banyak yang melihat tindakan Israel sebagai pelanggaran nyata terhadap hak asasi manusia.
Terlepas dari berbagai kritik yang ditujukan padanya, Israel berpegang pada haknya untuk mengawasi bantuan yang masuk ke Gaza, dengan dalih menjaga keamanan wilayah tersebut. Kendati demikian, insiden ini diharapkan bisa menarik perhatian internasional terhadap situasi krisis yang dialami warga Gaza akibat blokade yang berkepanjangan.