ngehitsnow.id – Dalam dunia media sosial, banyak orang percaya bahwa konten haruslah estetik untuk menarik perhatian. Namun, ternyata ada alternatif yang lebih nyata dan mengena bagi audiens.
Konten yang otentik mampu menciptakan koneksi yang lebih dalam dibandingkan hanya tampilan visual yang menarik. Artikel ini akan membahas tentang apa itu konten otentik dan bagaimana cara menciptakannya.
Apa Itu Konten Otentik?
Konten otentik adalah jenis konten yang mencerminkan keaslian, pengalaman, dan kenyataan tanpa perlu berusaha tampil sempurna. Dalam konteks ini, konten tidak hanya sekadar gambar yang indah, melainkan juga cerita yang berbicara.
Misalnya, kisah di balik pembuatan suatu produk atau pengalaman pribadi dari seseorang bisa menjadi konten yang menarik dan relatable. Ini memberikan nilai lebih bagi audiens yang ingin merasakan empati atau koneksi dengan pembuatnya.
Mengapa Konten Otentik Lebih Menarik?
Dalam era digital saat ini, audiens cenderung jenuh dengan konten yang terlihat terlalu dipoles atau tidak realistis. Mereka ingin melihat sisi manusiawi dari seseorang, yang melibatkan kegagalan, perjuangan, dan perjalanan yang nyata.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pengguna lebih cenderung berbagi konten yang mereka rasa dekat dengan pengalaman mereka sendiri. Konten yang otentik menyentuh emosi, yang akan membuat audiens merasa lebih terlibat.
Ambil contoh influencer yang membagikan cerita hidup mereka, bukan hanya kecantikan fisik mereka. Hal ini membuat pengikutnya merasa terhubung dan memberikan dampak yang lebih besar.
Cara Menciptakan Konten Otentik
Untuk menciptakan konten yang otentik, langkah pertama adalah jujur. Ceritakan pengalaman nyata dan berbagi informasi yang relevan, tanpa mengkhawatirkan apakah itu ‘cantik’ atau tidak.
Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, sehingga audiens merasa seperti berbicara langsung dengan teman. Ingat, keaslian lebih penting daripada estetika.
Terakhir, jangan ragu untuk berbagi kegagalan dan pelajaran yang diambil dari sana. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap orang bisa mengalami hal yang sama, dan itu sangat relatable.