ngehitsnow.id – Fenomena FOMO, atau fear of missing out, semakin menggerogoti banyak orang di era digital ini. Dalam dunia yang serba cepat, bagaimana kita bisa hidup tanpa rasa khawatir tertinggal dari yang lain?
Gaya hidup tanpa FOMO semakin menjadi pilihan bagi banyak orang yang ingin menemukan keseimbangan dalam hidup. Namun, seberapa relevannya gaya hidup ini di tengah gempuran informasi dan tren yang tak ada habisnya?
Apa Itu FOMO dan Mengapa Kita Mengalaminya?
FOMO adalah perasaan cemas bahwa orang lain memiliki pengalaman yang lebih baik daripada kita. Fenomena ini semakin muncul dengan adanya media sosial, di mana setiap orang seolah-olah memamerkan momen terbaik mereka.
Dalam survei yang dilakukan oleh Eventbrite, sekitar 69% orang dewasa merasa FOMO, sehingga mereka merasa tertekan untuk selalu terhubung. Dari makanan yang sedang hits hingga acara yang wajib dihadiri, semua itu menambah tekanan yang dirasakan.
Psikolog menunjukkan bahwa perasaan ini dapat meningkatkan kecemasan dan depresi, karena individu merasa tidak cukup baik jika mereka tidak mengikuti tren atau acara sosial tersebut.
Menjalani Hidup Tanpa FOMO
Gaya hidup tanpa FOMO mendorong individu untuk lebih fokus pada diri sendiri dan hal-hal yang mereka nikmati. Ini bisa berarti memilih untuk tidak terlibat dalam semua tren terbaru dan lebih menghargai momen kecil dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa orang mulai mencari alternatif seperti ‘digital detox’, di mana mereka menghindari media sosial untuk beberapa waktu. Ini membantu mereka untuk menjauhkan diri dari perbandingan dan tekanan sosial yang sering muncul di dunia maya.
Dengan semakin banyak orang yang mengadopsi gaya hidup ini, muncul juga komunitas yang mendukung, di mana individu bisa berbagi pengalaman dan menikmati kehidupan tanpa membandingkan diri dengan orang lain.
Relevansi Gaya Hidup Tanpa FOMO di Era Kini
Meskipun FOMO masih menjadi masalah bagi banyak orang, gaya hidup tanpa FOMO semakin relevan. Dengan penekanan pada kesehatan mental dan kesejahteraan, banyak orang merasa lebih bahagia dan puas dengan hidup mereka.
Di Indonesia, banyak influencer dan figur publik mulai mengajak pengikut mereka untuk menikmati hidup tanpa tekanan. Mereka berbagi momen tanpa polesan, yang memberikan kesan nyata bagi pengikutnya.
Gaya hidup ini dirasakan lebih sustainable, karena memungkinkan individu untuk hidup dalam ritme yang mereka inginkan tanpa tergoda oleh ekspektasi orang lain.