ngehitsnow.id – Pernahkah kamu merasa bahwa semakin dewasa, semakin sering kamu mengucapkan ‘yaudah deh’? Ungkapan ini seringkali muncul sebagai respons terhadap berbagai situasi yang kadang bikin kita lelah berpikir.
Perubahan Pemikiran di Usia Dewasa
Di masa muda, kita cenderung lebih emosional dan berpikir bahwa semua hal harus diperjuangkan. Namun, seiring bertambahnya usia, kita mulai menyadari bahwa tidak semua hal layak untuk dipermasalahkan.
Proses ini disebut sebagai evolusi pemikiran, di mana kita belajar untuk memilih dan memilah mana yang layak diperjuangkan dan mana yang cukup dihadapi dengan santai.
Hal ini terwujud dalam ungkapan ‘yaudah deh’, yang menandakan bahwa kita lebih memilih mengakhiri perdebatan atau konflik kecil daripada terjebak dalam drama yang tidak perlu.
Tekanan Hidup yang Meningkat
Saat dewasa, tanggung jawab bertambah dan masalah yang harus dihadapi juga semakin kompleks. Mulai dari pekerjaan, hubungan, hingga keuangan, semua menjadi beban yang mempengaruhi cara kita mengambil keputusan.
Ungkapan ‘yaudah deh’ sering kali menjadi pelarian, cara untuk meredakan ketegangan ketika kita merasa terlalu banyak tekanan. Dengan memilih untuk tidak melanjutkan konflik, kita menyelamatkan diri dari stres yang tidak diperlukan.
Inilah mengapa kita masuki fase di mana keinginan untuk hidup lebih ringan mulai mendominasi, meskipun terkadang harus mengorbankan beberapa pendapat.
Budaya Diskusi dan Konsensus
Di dalam masyarakat, terdapat budaya di mana diskusi dan konsensus sangat dihargai. Namun, seiring berjalannya waktu, kita juga menyadari bahwa terkadang keinginan untuk mendapatkan konsensus bisa memperlambat proses penyelesaian masalah.
Ungkapan ‘yaudah deh’ muncul sebagai bentuk kompromi, di mana kita memutuskan untuk menerima keadaan tanpa harus terlibat dalam diskusi yang panjang.
Ini juga mencerminkan sikap dewasa yang lebih menghargai waktu dan energi, di mana kita lebih memilih untuk bergerak maju daripada terjebak dalam perdebatan yang tidak akan mengubah hasil.