ngehitsnow.id – Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, mengingatkan masyarakat akan pentingnya persiapan matang sebelum melakukan pendakian gunung. Peringatan ini muncul setelah tragisnya kejadian pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang meninggal di Gunung Rinjani.
Dalam pertemuan dengan Kepala Basarnas, Raja Juli mengajak masyarakat untuk memahami bahwa mendaki gunung sangat berbeda dengan berkunjung ke mall. Persiapan fisik dan peralatan yang memadai adalah hal yang krusial.
Edukasi dan Persiapan Penting dalam Pendakian
Raja Juli menegaskan pentingnya edukasi bagi pendaki yang baru memulai, tidak hanya sekedar membawa perlengkapan. “Momentum ini saya juga memberikan imbauan pada masyarakat bahwa naik gunung itu tidak sama dengan ke mal,” ujarnya.
Ia berpendapat setiap pendaki perlu memahami situasi di lapangan yang sangat berbeda dengan suasana di pusat perbelanjaan. Ketika pergi mendaki, persiapan yang matang dan pemahaman tentang risiko yang dihadapi menjadi sangat penting.
Edukasi ini diperlukan agar pendaki dapat lebih siap menghadapi tantangan alam dan potensi bahaya dari mendaki gunung.
Kemenhut Luncurkan Peringkat Bahaya Pendakian
Untuk memperkuat keamanan, Raja Juli mengumumkan rencana Kementerian Kehutanan untuk merilis peringkat bahaya pendakian untuk setiap gunung. “Sehingga misalkan kalau belum pernah naik gunung A yang kedaruratannya lebih kecil, maka tidak boleh naik gunung B dan sebagainya,” jelasnya.
Peringkat ini dirancang untuk membantu pendaki dalam merencanakan perjalanan mereka dengan lebih baik. Pendaki dapat memilih gunung yang sesuai dengan pengalaman dan kesiapan mereka.
Dengan upaya ini, diharapkan risiko kecelakaan dapat diminimalisir dan keselamatan pendaki menjadi prioritas utama.
Keselamatan dan Konservasi Menjadi Prioritas
Raja Juli menegaskan bahwa gunung-gunung di Indonesia merupakan bagian dari taman nasional yang fokusnya adalah konservasi. “Jadi ini bukan turisme yang bersifat masif yang dikelola oleh Kementerian Kepariwisataan tapi ini sebenarnya intinya adalah konservasi,” tegasnya.
Ia juga mengangkat fenomena FOMO (fear of missing out) di kalangan anak muda yang mendorong mereka untuk turut serta dalam aktivitas mendaki tanpa mempertimbangkan risiko. “Tentu sekali lagi kami terbuka, silakan kunjungi, jelajahi taman nasional. Tetapi dengan bertanggung jawab terhadap keselamatan masing-masing,” ujarnya.
Penting untuk menjunjung tinggi keselamatan sambil tetap menikmati keindahan alam yang ditawarkan oleh gunung-gunung di Indonesia.