ngehitsnow.id – Sesi pertama perundingan gencatan senjata tidak langsung antara Hamas dan Israel di Qatar berakhir tanpa hasil. Delegasi Israel dilaporkan tidak memiliki mandat yang cukup untuk mencapai kesepakatan dalam perundingan ini.
Kekurangan Mandat dalam Perundingan
Dua sumber dari Palestina melaporkan bahwa delegasi Israel dalam perundingan tidak memiliki kewenangan yang memadai untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas. Salah satu sumber mengungkapkan, ‘Setelah sesi pertama perundingan tidak langsung di Doha, delegasi Israel tidak memiliki wewenang yang cukup untuk mencapai kesepakatan.’
Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya menyatakan bahwa para negosiator Israel memiliki instruksi yang jelas untuk meraih kesepakatan gencatan senjata dengan syarat-syarat yang telah diterima. Pernyataan ini justru menambah keraguan mengenai efektifitas negosiasi yang berlangsung.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat internasional mengenai kemampuan Israel untuk merespons tuntutan secara konstruktif, sementara tekanan kepada pemerintah untuk mengambil tindakan nyata semakin meningkat.
Desakan dari Warga Israel
Dalam konteks perundingan tersebut, rakyat Israel menunjukkan keinginan yang kuat untuk segera mengakhiri konflik. Pada Sabtu malam, puluhan warga berkumpul di alun-alun publik di Tel Aviv, di dekat markas besar Kementerian Pertahanan, untuk menuntut kesepakatan gencatan senjata dan pemulangan sekitar 50 sandera yang masih ditahan di Gaza.
Protes yang berlangsung bukan hanya menjadi suara penolakan terhadap tindakan militer, tetapi juga mengindikasikan tingkat keprihatinan tinggi mengenai dampak berkepanjangan dari konflik terhadap keamanan dan stabilitas baik di dalam negeri maupun di wilayah sekitarnya.
Masyarakat sangat khawatir bahwa situasi diperpanjang dapat berdampak negatif terhadap kehidupan sehari-hari mereka, dan mereka mendambakan adanya solusi damai secepatnya.
Masa Depan Perundingan
Perundingan lanjutan dijadwalkan akan berlangsung minggu depan, tetapi tantangan yang dihadapi tetap signifikan. Dalam pandangan sejumlah sumber dari Palestina, jika tidak ada perubahan signifikan dalam mandat negosiasi dari pihak Israel, kemungkinan untuk mencapai kesepakatan tetap tipis.
Fokus perundingan ini tidak hanya akan pada gencatan senjata, tetapi juga pada upaya untuk memulangkan sandera yang menjadi fokus perhatian dunia. Ini menjadikan perundingan kali ini sangat berpotensi menentukan masa depan kedua belah pihak.
Semua mata kini tertuju pada langkah selanjutnya dari Netanyahu dan delegasi Israel dalam menghadapi situasi yang semakin kompleks ini.